31 October 2004

Mari Kita Renungkan

Harapan anjal yang begitu polos yg berjuang keras utk melawan kerasnya hidup, penuturan Ahmad Fauzi (15), yang tinggal di Pintu Air Jakarta Utara, >>>>>

"Kalau kami boleh meminta kepada pemerintah atau kepada siapa pun, kami tidak minta yang muluk-muluk kok. Kami cuma ingin dilindungi dari kejaran petugas Tibum. Apa yang kami lakukan tidak jahat kok, cuma untuk makan dan bantu orangtua," katanya.
Petugas Tibum, begitu anak-anak jalanan menyebut aparat pemerintah yang kerap kali menggaruk mereka dari jalanan menuju tempat penampungan, menjadi sosok yang sangat menakutkan.
"Saya tidak tahu kenapa orang-orang seperti kami yang mencari makan dengan cara halal kok ditangkapi. Saya kan ngamen dari pagi sampai malam, suara sampai serak. Bukannya menodong atau makai obat. Kalau enggak gini, saya enggak bisa bantu ibu membiayai adik-adik saya," kata Fauzi yang hanya tamat sekolah dasar.
Bermodalkan okulele yang dibelinya seharga Rp 35.000, remaja bertubuh kecil yang kulitnya hitam legam terbakar Matahari ini menawarkan suara ala kadarnya dari mobil ke mobil yang berhenti di lampu merah, dekat Kantor Bupati Bekasi. Sejak berhenti sekolah tiga tahun lalu, ia mencoba menjadi polisi cepek di sekitar stasiun Kereta Api Bekasi.
"Tapi saya sering dikerjain preman sana yang lebih gede dari saya. Jadinya duit saya sering dimintain. Kalau menolak, saya ditampar. Enggak lama, cuma enam bulan, saya jadi pengamen saja," ujarnya. Katanya, ayahnya yang cuma sopir angkutan dan ibunya yang berdagang kecil-kecilan di rumah kontrakan tak sanggup membiayai lima anak mereka.
Fauzi menuturkan, enam bulan lalu ia pernah dibawa petugas Tibum ke suatu tempat penampungan. Ia dimasukkan ke sel berbaur bersama para gelandangan. "Saya cuma dua hari, soalnya teman saya saweran ngumpulin duit buat nebus saya. Mereka kasih ke petugas Rp 20.000, saya bisa keluar. Penertiban anak jalanan itu kalau ada pejabat mau lewat aja. Kalau enggak sih, kami aman-aman saja," ujarnya.

Bukan mereka berniat utk menjadi preman, tapi keadaanlah yg membawa mereka dgn sendirinya utk siap membela diri....harus siap utk menghadapi segala kemungkinan karena jalanan yg jauh dari rutinitas bangun tidur sikat gigi duduk manis dan sarapan pagi ini memang memberlakukan moto "siapa kuat dia menang"
Anjal sangat rentan dengan sex bebas, premanisme & drugs....
Siapa yg harus disalahkan ???? Tidak Ada
Mari bersama-sama mencari jalan keluarnya
Jangan langsung menyalahkan mereka yg ada di jalanan.....
Karena kita semua manusia sama, idup di dunia yg fana
Lahir dari rahim ibu dan akan mati membusuk menjadi tanah
Apakah anda bisa menjamin bahwa anda besok masih hidup ????


No comments:

Post a Comment

seperti yang kalian tau ya begitulah... seperti yang kalian lihat ya itulah adanya... seperti yang kalian kenal ya demikianlah kesimpulannya...